image

Tren Video Marketing Yang Efektif dan Inovatif Di Tahun 2022

Seiring dengan berkembangnya teknologi, industri pemasaran juga terus bertumbuh dengan berbagai strategi inovatif baru, tidak terkecuali video marketing. Video adalah alat terbaru yang saat ini seringkali dipakai oleh para pemasar untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Data menunjukkan bahwa terdapat kenaikan jumlah view di YouTube sebesar 20 hingga 30% akhir-akhir ini (Shepherd, 2022). Tren lain yang sekarang mungkin dipakai lebih dari 50% pengguna media sosial di dunia adalah video pendek berdurasi 15-30 detik. Ketenaran aplikasi TikTok, Instagram Reels, hingga YouTube Shorts membuat banyak pemasar dan influencer lebih memilih video berdurasi pendek dalam membuat konten. Video-video pendek ini dinilai menghasilkan customer retention yang lebih tinggi karena durasinya yang pendek dan lebih mudah dicerna daripada video durasi panjang. 

Menariknya, para penonton video ini, tidak hanya menonton video influencer atau video yang lucu-lucu saja. Data menunjukkan bahwa 4 dari 10 pengguna internet mengikuti brand yang mereka tertarik untuk beli dan 35% konsumen menonton video yang dibuat oleh brand, membuat pengambilan keputusan membeli jadi lebih singkat. Selain video-video pendek, berikut adalah beberapa tren video marketing yang dinilai efektif dan inovatif untuk diaplikasikan di tahun ini:

 

Shoppable Video

Seperti yang telah dijabarkan di atas, banyak penonton atau konsumen yang menonton video-video di media sosial sebagai bagian dari pengambilan keputusan mereka untuk membeli sesuatu. Selain itu, tidak jarang bahwa mereka menggunakan media sosial untuk mencari rekomendasi produk dari influencer favorit mereka. Brand yang mengetahui akan fakta ini memilih untuk menggunakan video yang membantu konsumen mereka untuk dapat langsung belanja sesaat setelah menonton video mereka. 

 

Tidak seperti video terdahulu yang harus mengklik link di kolom deskripsi, sekarang video pendek, seperti di TikTok dan Instagram Stories, memiliki fitur berbeda. Instagram Stories menyediakan teks yang pop-up di video dan merupakan link langsung ke e-commerce tertentu. TikTok juga menciptakan tren “klik keranjang kuning” karena menyediakan keranjang kuning di bawah kiri video yang memungkinkan konsumen membeli barang yang ada di video melalui TikTok Shop.

 

Live Video Streaming

Tren ini dimulai sejak pandemi mulai di tahun 2020 dan diprediksi akan tetap relevan bahkan di tahun 2022. Bagi para pemasar, video live sudah seharusnya berada di tingkat pertama list prioritas karena kebutuhan konsumen akan video jenis ini tidak berkurang dan malah bertumbuh. Video siaran langsung masih relevan untuk digunakan karena bertujuan untuk membentuk koneksi, authenticity, dan intimasi organisasi dengan konsumen. Secara otomatis, video live akan menghasilkan keterlibatan yang lebih tinggi juga dibandingkan video biasa. 

 

Meskipun sekarang banyak acara sudah diadakan secara luring, bukan ide yang buruk untuk brand tetap menjalankan acara secara hybrid. Brand dapat menggunakan video live di Instagram, Facebook, ataupun TikTok sebagai ajang untuk bercerita mengenai pengalaman brand, melakukan QnA, dan bahkan melakukan review dari produk atau layanan yang disediakan oleh brand anda. Jika anda membutuhkan tempat untuk mengadakan acara live streaming, tidak perlu bingung karena Shooting Star Studio menyediakan venue yang nyaman dan tepat untuk anda mengadakan acara live streaming. Studio sewa di Jakarta ini telah dilengkapi oleh fasilitas mumpuni, ruang tunggu yang nyaman, hingga perlengkapan live streaming yang memenuhi standar, sehingga anda tidak perlu khawatir jika tidak memiliki alat-alat yang dibutuhkan. 

 

Video Blog (Vlog) 

Fenomena vlogging rasanya bukan lagi menjadi tren yang baru di kalangan pengguna media sosial. Dari durasi yang terbilang pendek, saat ini banyak vlog yang berdurasi 30 hingga 40 menit, contohnya vlog dari RANS Entertainment yang menayangkan kehidupan sehari-hari keluarga Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Kita tahu bahwa storytelling menjadi salah satu cara paling efektif untuk berhubungan dengan konsumen, membentuk karakter brand, dan membuat konsumen terlibat pada konten yang dibuat brand maupun brand itu sendiri. Maka dari itu, vlog merupakan platform yang bagus untuk melakukan storytelling

 

Brand dapat menggunakan influencer yang sudah seringkali membuat konten vlog di saluran milik influencer ataupun milik brand sendiri. Influencer yang dipilih tentunya harus merefleksikan karakter brand dan memiliki target konsumen yang sama dengan brand. Vlog sendiri kerap diminati oleh penonton karena mereka dapat merasa lebih dekat, entah dengan brand atau influencer, sehingga vlog sangat baik digunakan untuk membentuk hubungan intim antar konsumen dan brand.

 

Video AR/VR

Meskipun AR/VR sudah ada cukup lama, strategi ini mulai diimplementasikan pada marketing semenjak pandemi Covid-19 menyerang. Semakin ke sini, konsumen mulai mencari konten yang lebih interaktif dengan memanfaatkan teknologi. Maka dari itu, melihat besarnya potensi ini di masa depan, brand perlu mulai menggunakan teknologi video AR/VR pada strategi marketing. Tidak butuh waktu lama, beberapa brand di Indonesia sudah mulai menerapkan AR/VR untuk menciptakan pengalaman belanja secara virtual. 

 

Beberapa brand kecantikan seperti L’oreal dan Maybelline telah lama menawarkan pengalaman “coba sebelum membeli” secara virtual melalui website mereka. Dengan teknologi AR/VR, konsumen L’oreal dan Maybelline dapat secara virtual melakukan “try-on” pada produk-produk yang mereka sukai. Kampanye ini dinilai sukses karena tidak hanya membantu konsumen membuat keputusan sebelum membeli, tetapi juga menjaga kesehatan mereka. Dibanding mencoba produk langsung di toko di tengah pandemi, konsumen dapat dengan aman mencoba produk secara virtual darimana saja.

 

Konten Berbasis Pengguna (User-Generated Content)

Faktanya konsumen lebih mempercayai konten-konten yang dibuat oleh sesama pengguna dibandingkan konten yang dibuat oleh brand. Menurut data, 85% pengguna berpendapat bahwa UGC dinilai lebih terpercaya dan hampir 70% menganggap UGC lebih menarik dan asli. Dengan bantuan tren video pendek, UGC semakin dipilih oleh konsumen dan brand mulai banyak memanfaatkan hal ini. Alih-alih banyak membuat konten sendiri, brand bekerja sama dengan banyak influencer, dari ukuran mikro hingga makro, dalam membuat konten yang disisipi materi promosi oleh pemasar. Selain influencer, brand juga dapat bekerja sama dengan para konsumen yang sebelumnya telah menggunakan produk atau jasa brand. Dengan begitu, konten yang dihasilkan akan lebih soft selling dan menghibur. 


Video telah menjadi salah satu strategi penting dalam perencanaan marketing. Namun, perlu diingat bahwa hanya dengan video saja tidak cukup. Diperlukan juga perencanaan pemasaran yang matang dan konten yang memiliki nilai untuk menyeimbangi visual dari video. Semakin berkembangnya teknologi di masa depan, pastinya tren video akan mengalami perubahan. Karena sifatnya yang dinamis maka sebagai pemasar harus pintar-pintar menangkap tren yang sedang booming dan mengimplementasikannya pada strategi marketing milik brand anda.